Begini Cara Journaling Biar Nggak Sekadar Posting “August Dump”

Mumu Nazmudin
3 min readSep 1, 2023

--

Photo by lilartsy on Unsplash

Halo September, halo bulan kelahiran.

Bagaimana bulan Agustusmu kemarin? sudah berapa ribu ide yang dituliskan? sudah berapa karya yang berhasil dibuat? sudah berapa pengalaman yang didapatkan?

Terdengarnya pertanyaan tadi seperti orang yang terlalu ambis. Tapi, tenang. Itu hanya pertanyaan refleksi saja, kok. Terdengar berlebihan seakan-akan semuanya harus tertarget, padahal itu sangat berguna buat evaluasi diri. Walaupun nggak semuanya harus tercapai sempurna.

Mungkin sebagian orang ada yang mengaggap share “August Dump“ di story Instagram itu lebay, ada juga yang menganggap “pamer” ketika seseorang membagikan portfolio atau pencapaiannya di media sosial. Ya anggapan itu boleh saja, karena tiap orang mungkin beda prinsip beda pemahaman.

Di awal bulan September ini setidaknya aku mau coba share manfaatnya melakukan itu, terutama untuk diri kita.

Journaling atau mungkin dulu waktu kecil kita mengenalnya diary, itu kegiatan menulis atau mendokumentasikan pikiran yang dirasakan, pengalaman yang dilakukan, atau riuhnya suara-suara yang ada di pikiran.

Nah, aksi membagikan “August Dump” atau “pamer” portfolio karya ini termasuk ke dalam Reflective Journaling. Singkatnya, menceritakan atau menuliskan pengalaman-pengalaman yang sudah dilakukan.

Nggak hanya sesuatu yang baik atau project yang berhasil saja yang di dokumentasikan, tetapi juga hal-hal yang tidak tercapai atau project yang gagal dilakukan. Cuman memang karena kita fokusnya di media sosial, seringkali yang dibagikan hanya yang baik-baiknya saja. Ya begitulah media sosial.

Padahal hal-hal yang tidak sesuai ekspektasi, project yang dianggap gagal, bahkan pengalaman buruk sekalipun sangat penting untuk didokumentasikan (tidak semuanya harus di share di media sosial). Tujuannya agar dijadikan bahan evaluasi dan bisa diperbaiki di kemudian hari.

Ada 4 tahap dalam membuat Reflective Journaling yang disebut dengan teknik DIEP (Describe, Interpret, Evaluate, Plan):

  1. Describe

Ceritakan insight atau sesuatu yang kamu rasakan atau bisa dijadikan pelajaran. Wawasan atau hal baru yang dapat mengubah mindsetmu. Bisa berupa hasil belajar/kursus, ide, atau rencana yang akan dilakukan.

Contoh: Oh saya baru paham, ternyata ketika mengerjakan project desain ternyata harus ada uang muka/DP terlebih dahulu. Soalnya kalau tidak, klien kurang komitmen dan berakhir meng-ghosting project tersebut.

Selain itu ceritakan juga pada saat situasi apa insight tersebut didapatkan. Apa konteksnya? apa penyebabnya?

2. Interpret

Setelah menceritakan insight tadi, catat juga makna atau pesan dari kegiatan tersebut.

Jelaskan kenapa sih peristiwa itu penting? (terutama buat diri sendiri)

3. Evaluate

Kalau sudah ketemu makna atau artinya. Bahas value yang didapatkan. Manfaat ngga buat pembelajaranmu? buat pekerjaanmu? buat karir masa depan?

4. Plan and Transfer New Learning

Terakhir, ceritakan juga pengalaman yang sudah didapatkan buat diaplikasikan kedepannya nanti. Misalnya buat project atau pekerjaan yang akan datang.

Perlu juga menentukan strategi dari pengalaman sebelumnya, terutama yang dianggap gagal atau tidak sesuai rencana.

Semoga bermanfaat.

_____________

Ikuti konten lain di media sosialku:

X/Threads/Instagram: @mumunajmudien

Sumber:

Journaling: Definisi dan Hal yang Harus Diperhatikan — Glints Blog

Writing an academic reflection | Learning Lab (rmit.edu.au)

Reflective Journal atau Jurnal Belajar | (wordpress.com)

How to use DIEP (Describe Interpret Evaluate Plan) | Learning Lab (rmit.edu.au)

--

--

Mumu Nazmudin
Mumu Nazmudin

Written by Mumu Nazmudin

Content Writer | Founder MM Creative

No responses yet